Jumat, 29 Juli 2016

Video Pembuatan keramik di Kota Medan

Video Pembuatan keramik di Kota Medan : https://youtu.be/ygKqhvHd4H8

Kamis, 28 Juli 2016

PEMBUATAN KERAMIK



A. Keramik
Kata keramik berasal dari kata Yunani “keramos” yang berarti tembikar (pottery) atau peralatan terbuat dari tanah (earthenware). Bahan keramik adalah bahan dasar penyusun kerak bumi, yaitu: SiO2, Al2O3, CaO, MgO, K2O, Na2O dst. Dari unsur-unsur tersebut dapat dilihat terdapat paduan dua unsur yaitu logam dan non logam, sehingga dapat dikatakan keramik adalah bahan padat anorganik yang merupakan paduan dari unsur logam dan non logam.




B. Sifat Keramik
Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari tanah liat, flint, dan feldspar tahan sampai dengan suhu 1200 C, keramik hasil rekayasa seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C. Kekuatan tekan tinggi merupakan sifat yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang.

C. Bahan Baku Pembuatan Keramik
Secara garis besar bahan baku yang dipergunakan untuk membuat keramik Terdiri atas 3 macam (triaxial), yaitu Tanah liat (clay), Pasir, Feldspar.
 Tanah liat (Clay)
Kandungan utama dari tanah liat antara lain Kaolinite (Al2O3.2SiO2.2H2O), Montmorillinote, Illite, Halloysite, Perbedaan kandungan tanah liat memberikan sifat yang berbeda-beda. Sifat tanah liat yang penting untuk pembuatan keramik antaralain Plastisitas (kemampuan untuk dibentuk tanpa mudah retak), Fusibilitas (kemampuan untuk dilebur), Bahan baku pasir (kwarsa), Fungsi (sebagai bahan non plastik).
 Pasir
Berfungsi sebagai bahan pengisi, namun jika penambahan terlalu banyak silikat dalam pasir menyebabkan keretakan pada waktu pembakaran.
 Feldspar
Bahan baku feldspar berfungsi sebagai bahan pengikat dalam pembuatan keramik, dan Menurunkan temperatur pembakaran. Ada beberapa jenis bahan feldspar yang diantaranya K-feldspar, Na-feldspar, Ca-feldspar.
Bahan lainnya yaitu :
 Kaolin
Nama kaolin berasal dari bahasa cina, kauling yang berarti pegunungan tinggi, yaitu gunung yang terletak dekat Jakhau Cina yang tanah lempungnya sudah dimanfaatkan dalam pembuatan keramik sejak beberapa abad lalu. Kaolin adalah tanah liat putih yang mempunyai mutu penyusutan yang baik selama pengeringan dan pembakaran. Clay jenis ini merupakan clay yang paling penting dalam pembuatan keramik dan paling putih di antara clay lainnya, karena kandungan besinya yang paling rendah (Hadi 1995: 70).
Sifat-sifat kaolin :
1. Tidak terlalu plastis,
2. Kekuatan keringnya rendah,
3. Titik leburnya 1700oC-1785oC,
4. Dalam keadaan kering berwarna putih,
5. Memberi warna putih pada masse badan keramik, dan
6. Setelah dibakar berwarna putih.
 Kuarsa
Kuarsa adalah mineral yang berasal dari batuan beku asam metamorf dan sedimen, dalam bentuk dengan komposisi sebagian besar berupa silika dan terdapat pada sebagian batu pasir kuarsa.
Fungsi kuarsa di dalam pembuatan keramik pengarah benang adalah :
1. Tidak mengurangi keplastisan dan penyusutan pada bodi keramik,
2. Mengurangi susut kering dan susut bakar dari tanah liat,
3. Memudahkan air untuk menguap sewaktu proses pengeringan dan proses pembakaran,
4. Memberi sifat kuat pada barang-barang yang dibuat dan dapat mencegah perubahan bentuk pada waktu dibakar, dan
5. Dapat mengurangi daya memuai dari benda yang sudah jadi.

D. Tahapan Pembuatan Keramik
Tahapan pembuatan keramik dibagi menjadi lima tahapan yaitu :
1. Pengolahan Bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara manual ataupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60 – 100 mesh.
2. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik cetak (casting).
3. Pengeringan
Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting: (1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air yang terserap pada permukaan partikel hilang.
4. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat (Magetti, 1982). Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss).
5. Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.


E. Teknik Pembuatan Keramik
Teknik yang umum digunakan dalam proses pembuatan keramik yaitu :
 Teknik coil
Merupakan teknik pembuatan keramik dengan cara membuat pilinan kecil seperti cacing.

Gambar 2
Teknik Coil

 Teknik tatap batu / pijar jari (pinch)
Cara pembuatan keramik dengan membuat bulatan tanah liat yang dipijit dari tengah.

Gambar 3
Teknik Pinch


 Teknik lempengan (slab)
Pembuatan keramik dengan cara membuat lempengan dari tanah liat. Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan teknik pembentukan keramik tradisional yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh seniman atau para penggemar keramik.

Gambar 4
Teknik Slab

 Teknik putar
Teknik pembuatan keramik dengan menggunakan alat putar. Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para pengrajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk- bentuk yang sama seperti gentong, guci dll.

Gambar 5
Teknik Putar

 Teknik cetak
Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga piring, cangkir, mangkok gelas dll



Gambar 6
Macam – macam Keramik

DAFTAR PUSTAKA


Esa N Ade. Bahan dan Teknik Yang Digunakan Dalam Pembuatan Keramik. http://wwwsweetbanana.blogspot.com. Diakses pada 20 April 2014.
Anonym. Proses Pembuatan Keramik. http://artenergic.blogspot.com. Diakses pada 20 April 2014.
Tanteri. Proses Pembuatan Ceramic. http://www.tantericeramicbali.com. Diakses pada 20 April 2014.
Gunawan. Proses Pembuatan Keramik. http://mazgun.wordpress.com. Diakses pada 20 April 2014.

sumber:

Kamis, 16 Juni 2016

JENIS-JENIS BUTIR ASAHAN (ABRASIVE)

JENIS-JENIS BUTIR ASAHAN (ABRASIVE)

1. Alumunium Oxide (Al2O3)
Merupakan jenis yang paling banyak digunakan sebagai bahan pembuatan roda/ batu gerinda. Bahan ini dipergunakan untuk menggerinda benda kerja yang mempunyai tegangan tarik tinggi. Misalnya baja carbon, baja paduan, HSS. Simbol: A

2. Silicon Carbida (SiC)
Merupakan bahan yang sangat keras, kekerasannya mendekati intan. Digunakan untuk menggerinda benda kerja bertegangan tarik rendah. Misalnya, besi tuang kelabu, grafit, aluminium, kuningan, dan carbida. Simbol: C.

3.Diamond (Intan)
Bahan asah yang sangat keras, digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan kekerasan sangat tinggi. Contohnya carbida semen, keramik, kaca, granit, marmer, batu permata. Simbol: D.

4.Boron Nitride (BN)
Bahan ini digunakan untuk menggerinda benda kerja yang sangat keras. Kristal bahan ini berbentuk kubus. Contoh: baja perkakas dengan kekerasan di atas 65 HRC, karbida. Simbol: CBN. Butiran asahan atau abrasive memiiliki sifat kegetasan. Kegetasan ialah sifat butiran untuk menahan diri dan membentuk runcingan yang baru, sehingga butiran tetap menyayat tidak menggesek.

Sabtu, 23 Agustus 2014

SISTEM BY PASS DAN RECYCLE PADA OPERASI TEKNIK KIMIA

One of the more common processing configurations is the material recycle structure. These are particularly useful for reactors, where they allow better control of reactor selectivity when multiple reactions occur.
When we study recycle systems, we are often asked to calculate the recycle ratio. Usually, this is found by dividing the mass flow of the recycle stream by the mass flow of the "fresh feed" entering the system. In the industrial world, recycle ratios have important consequences for system performance and operating costs.

A common recycle structure is the reactor/separator which is used to recover unreacted material and return it to the reactor. The "separator" may be a single piece of equipment or it may be an entire process on its own.
A related process structure is the bypass system

One use of bypass is to obtain precise control of the output stream, as when a small wet air stream bypasses a drier so that the output humidity can be regulated.

Sistem Operasi Batch dan Kontinu pada Operasi Teknik Kimia

Satuan Proses dan Satuan Operasi merupakan inti dari Kimia Industri, karena satuan proses maupun operasi pada pengolahan ini sangat menentukan ekonomis atau tidaknya suatu proses. Sebagaimana telah dijelaskan pada bab I, Satuan Operasi merupakan dari bagian dari sistem proses, dimana pada bagian ini lebih menekankan pada perubahan yang lebih bersifat fisis, sedangkan Satuan Proses penekanannya pada perubahan yang bersifat kimiawi. Tentunya dari kedua satuan tersebut memerlukan alat (equipment) untuk melakukan perubahan. Peralatan untuk satuan operasi cukup banyak, dimana sebagian simbol dari peralatan tersebut telah dibahas pada sub-bab sebelumnya.

Salah satu yang perlu diperhatikan dalam sistem proses adalah proses kontinyu dan proses tidak kontinyu. Proses tidak kontinyu (batch)atau disebut dengan tumpak merupakan suatu sistem proses dimana selama proses berlangsung tidak ada masukkan (input) maupun keluaran (output).Sedangkan proses dengan sistem kontinyu atau sinambung merupakan suatu sistem proses dimana selama proses berlangsung terdapat masukkan dan keluaran. Apabila hanya ada masukkan saja atau hanya ada keluaran saja atau kadang-kadang ada yang dikeluarkan atau ditambahkan selama proses, maka proses disebut dengan semi tumpak (semi-batch).
Pada sistem kontinyu (sinambung) setelah beberapa saat akan terjadi keadaan tunak (steady state), hal ini disebabkan pada sistem tersebut tidak terjadi akumulasi atau akumulasi = 0, dimana secara umum rumus dalam suatu sistem dapat dinyatakan sebagai:

[akumulasi = input – output

Akumulasi merupakan perubahan dari variabel yang diamati pada sistem tersebut (misalkan konsentrasi, suhu) sebagai fungsi waktu. Jadi pada sistem kontinyu pada suatu kondisi dimana input = output, akibatnya akumulasi = 0, atau dengan kata lain sistem dengan keadaan tunak merupakan suatu sistem dimana variabel yang diamati (misalkan konsentrasi atau kualitas dari produk) tidak berubah dengan waktu atau bukan fungsi waktu. Sebaliknya, pada sistem tumpak, variabel yang diamati akan berubah selama waktu pengamatan.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka suatu industri kimia dimana produk yang dihasilkan dalam jumlah yang besar, pada umumnya dilakukan dengan sistem kontinyu atau sinambung. Hal ini dengan pertimbangan produk kualitas yand dihasilkan akan lebih seragam. Disisi lain untuk suatu industri apabila jumlah produksinya relatif sedikit (misalkan industri farmasi) maka industri tersebut menggunakan sistem batch atau tak kontinyu. Hal yang sama dilakukan untuk suatu industri, dimana produksi yang bersifat musiman atau tergantung dari permintaan konsumen (misalkan industri pakaian, tekstil, makanan), maka industri tersebut akan menggunakan sistem tumpak.

Peralatan yang digunakan untuk sistem kontinyu pada umumnya lebih kecil dibanding sistem tumpak akan tetapi pada sistem kontinyu diperlukan alat pengendalian yang lebih ketat dibanding sistem tumpak.

Senin, 21 Juli 2014

PENUGASAN PER KELOMPOK OPERASI TEKNIK KIMIA (KLS XI KIMIA INDUSTRI)

BACALAH POSTINGAN TENTANG OPERASI TEKNIK KIMIA DI BLOGGER INI, KEMUDIAN KERJAKANLAH SOAL-SOAL BERIKUT.

1. JELASKAN APA YANG KAMU KETAHUI TENTANG CONVEYOR.

2. BUATLAH GAMBAR CONVEYOR YANG KAMU KETAHUI (GAMBAR BOLEH DIAMBIL DARI INTERNET LALU DIPRINT PD KERTAS HVS). GAMBAR MINIMAL 3 BUAH CONVEYOR.

3. JELASKAN APA KEGUNAAN SILO/BIN.

4. BUATLAH GAMBAR SILO/BIN YANG KAMU KETAHUI (GAMBAR BOLEH DIAMBIL DARI INTERNET LALU DIPRINT PD KERTAS HVS).

5. JELASKAN TENTANG GAYA DORONG (DRIVING FORCE) PD PENGALIRAN FLUIDA.

6. BUATLAH GAMBAR POMPA DAN VALVE YANG KAMU KETAHUI (GAMBAR BOLEH DIAMBIL DARI INTERNETLALU DIPRINT PD KERTAS HVS.

TUGAS INI DI KERJAKAN PADA KERTAS HVS DAN DIJILID, DIKUMPULKAN PADA MINGGU PERTAMA MASUK SETELAH LIBUR LEBARAN.

OPERASI TEKNIK KIMIA (KLS XI KIMIA INDUSTRI)

Operasi Teknik Kimia

Transportasi Zat Padat, Cair dan Gas



Transportasi merupakan proses yang paling sering berlangsung dalam industri kimia.
Berbagai tahap proses teknik kimia seringkali dihubungkan satu sama lain melalui instalasi pengangkut.

Untuk pengangkutan yang tidak kontinu digunakan :

 Bejana

 Karung/kantong

 Container

 Silo


Untuk pengangkutan yang kontinu digunakan :


 Pengangkutan dengan gaya berat


 Pengangkutan getar ( vibrating conveyor )


 Pengangkutan spiral ( screw conveyor)


 Pengangkutan Rantai ( chain conveyor)


 Pengangkutan Keranjang ( bucket conveyor, elevator )


 Pengangkutan Sabuk (belt conveyor )


 Pengangkutan Pelat ( plate conveyor )


 Pengangkutan Rol ( gravity roller conveyor )


 Pengangkutan Pneumatik ( pneumatik conveyor )




Karakteristik dan performance dari belt conveyor yaitu :


 Dapat beroperasi secara mendatar maupun miring dengan sudut maksimum sampai dengan 180 o.

 Sabuk disanggah oleh plat roller untuk membawa bahan.

 Kapasitas tinggi.

 Serba guna.

 Dapat beroperasi secara kontinu.

 Kapasitas dapat diatur.

 Kecepatannya sampai dengan 600 ft/m.

 Dapat naik turun.

 Perawatan mudah.


Kelemahan -kelemahan dari belt conveyor:

 Jaraknya telah tertentu.

 Biaya relatif mahal.

 Sudut inklinasi terbatas.



Penyimpanan Bahan


Penyimpanan bahan dalam proses Industri dapat dijumpai pada :

- Pada awal proses : menyimpan bahan baku

- Pada tengah-tengah proses : menyimpan bahan setengah jadi

- Pada akhir proses : menyimpan bahan jadi/produk



Jumlah bahan yang disimpan tergantung dari:


- alat-alat pabrik secara keseluruhan

- metoda operasi : batch, semi-batch, continuous

- frekuensi, lamanya waktu yang diperlukan untuk proses dari masing-masing unit secara individu yang ada di pabrik

- mudah sukarnya bahan tersebut didapat, jalur distribusi bahan dan produk



Penyimpanan Zat Padat


 Penyimpanan dalam jumlah besar dilakukan dengan 3 metode :


- Ditimbun dengan sistem outdoor

- Ditimbun dengan sistem indoor

- Disimpan dalam bin/bunker dan silo



1. Sistem Outdoor

Bahan yang disimpan adalah bahan yang tidak dipengaruhi oleh udara, hujan, panas dll, misalnya : batu, kayu, dsb

Terdapat berbagai metode antara lain:

- penyimpanan dibawah “travelling bridge”

- penimbunan dikanan kiri jalan

- overhead sistem

- drag scrapper sistem


Pemilihan metode penyimpanan ini didasarkan pada:

- sifat bahan yang disimpan

- jumlah bahan yang disimpan

- cara handling bahan


Overhead Sistem

Sistem ini digunakan untuk penyimpanan jika transportasi jarak jauh. Hal ini dilakukan dengan monorial car, cable way car dan
sebagainya, yang dilengkapi dengan bucket.


2. Sistem Indoor

Penyimpanan dengan sistem ini dapat dilakukan dengan 2 cara:

(a) penyimpanan indoor dalam bentuk timbunan:

- untuk menyimpan bahan yang harus dipertahankan tetap kering

- bahan yang memerlukan perlindungan terhadap atmosfer pada musim tertentu, misal bahan keramik, mineral, hasil pertanian
dll



alat yang digunakan untuk sistem ini, yaitu:


 monorail crane baik untuk storing maupun delivering

 conveyor system, misal belt conveyor bersama dengan bucket elevator

 conveyor system (belt) yang dilengkapi dengan tripper


(b) penyimpanan indoor dalam bentuk bunker/bin dan silo

 BIN/ BUNKER :

- banyak dipakai dan sangat menguntungkan bila feeding berlangsung secara gravity

- Bahan yang disimpan bersifat free flowing

- Pengumpanan bahan melalui bagian atas bin yang terbuka menggunakan monorail crane yang dilengkapi dengan tripper

- Pengeluaran bahan berlangsung secara gravity untuk bahan yang bersifat free flowing sedangkan untuk bahan yang

cenderung menyumbat dipakai mechanical agitator



 SILO:

- Alat ini prinsipnya sama dengan BIN hanya ukurannya lebih besar (+_40 m)

- Cocok untuk menyimpan bahan seperti lime, semen, dll

- Penumpanan bahan melalui bagian atas dan karena ketinggiannya digunkaan pengumpan berupa elevator, bucket atau

sistem pneumatics.




Sistem Indoor

Pengeluaran bahan digunakan dengan sistem conveyor, belt conveyor, maupun screw conveyor.




Transportasi Fluida (Cair dan Gas)

Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara permanen.
Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam fluida tersebut akan
terbentuk lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu akan mengalir di atas lapisan yang lain,
sehingga tercapai bentuk baru. Selama perubahan bentuk tersebut, terdapat tegangan geser (shear stress),
yang besarnya bergantung pada viskositas fluida dan laju alir fluida relatif terhadap arah tertentu.

Bila fluida telah mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan geser tersebut akan hilang sehingga
fluida berada dalam keadaan kesetimbangan. Pada temperatur dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai
densitas tertentu. Jika densitas hanya sedikit terpengaruh oleh perubahan yang suhu dan tekanan yang relatif besar,
fluida tersebut bersifat incompressible. Tetapi jika densitasnya peka terhadap perubahan variabel temperatur dan tekanan,
fluida tersebut digolongkan compresible . Zat cair biasanya dianggap zat yang incompresible, sedangkan gas umumnya dikenal sebagai zat yang compresible.


Pipa dan Tabung


Fluida dapat dialirkan dalam pipa atau tabung yang berpenampang bundar dan dijual dipasaran
dengan berbagai ukuran, tebal dinding, dan bahan konstruksi. Pada umumnya pipa berdinding tebal,
berdiameter relatif besar, dan tersedia dalam panjang antara 20-40 ft.
Sedangkan tabung berdinding tipis dan biasa tersedia dalam bentuk gulungan yang panjangnya
sampai beberapa ratus kaki. Ujung pipa logam biasanya berulir. Dinding pipa umumnya kesat,
sedangkan dinding tabung licin. Potongan-potongan pipa disambung dengan menggunakan ulir (screw),
flens (flange), atau las (weld), sedangkan tabung disambung dengan sambungan kompresi (compression fitting), flare fitting, atau sambungan solder (soldered fitting). Tabung biasanya dibuat dengan teknik ekstrusi atau cold drawn, sedangkan pipa logam biasanya dibuat dengan teknik las, cor (casting), dan piercing.


Valve


Sistem instalasi pipa biasanya terdiri dari banyak sekali valve dengan ukuran dan bentuk yang beragam. Beberapa jenis valve sangat cocok untuk membuka dan menutup penuh aliran, ada valve yang cocok untuk mengurangi tekanan dan laju aliran fluida,
ada pula valve yang berfungsi mengatur agar aliran fluida terjadi pada satu arah saja.
Dua jenis valve yang paling dikenal adalah gate valve dan globe valve.

Pada gate valve, bukaan tempat aliran fluida hampir sama besar dengan pipa ehingga aliran fluida tidak berubah. Akibatnya, gate valve yang terbuka penuh hanya menyebabkan penurunan tekanan sedikit. Dalam gate valve terdapat piringan tipis yang berada pada dudukan yang tipis pula. Bila gate valve dibuka, piring naik ke selongsong atas, sehingga seluruhnya berada di luar lintasan fluida. Valve ini tidak cocok digunakan sebagai pengendali aliran, dan biasanya dipakai dalam keadaan terbuka atau tertutup penuh. Sebaliknya, globe valve banyak digunakan sebagai pengendali aliran. Bukaannya bertambah secara hampir linear menurut posisi batang valve, sehingga keausan di sekeliling piringan terdistribusi secara seragam. Fluida mengalir melalui bukaan yang terbatas dan berubah arah beberapa kali. Akibatnya, penurunan tekanan pada globe valve cukup besar.


Pompa

Pemindahan fluida melalui pipa, peralatan, atau udara terbuka dilakukan dengan pompa, kipas,
blower, dan kompresor. Alat-alat tersebut berfungsi meningkatkan energi mekanik fluida. Tambahan energi itu lalu digunakan untuk meningkatkan kecepatan, tekanan, atau elevasi fluida. Metoda yang umum untuk penambahan energi tersebut adalah dengan positive displacement dan aksi sentrifugal yang diberikan dengan gaya dari luar.

Kedua metoda tersebut menyebabkan ada 2 jenis utama peralatan pemindah fluida, yaitu menggunakan tekanan langsung pada fluida dan menggunakan momen puntir untuk membangkitkan rotasi Pompa digunakan untuk mengalirkan fluida (umumnya cair) dari satu unit operasi ke unit operasi yang lain. Fluida mengalir akibat terjadinya perpindahan energi. Driving force yang umum digunakan untuk mengalirkan fluida adalah gravitasi, displacement , gaya sentrifugal, gaya elektromagnetik, perpindahan momentum, impuls mekanik, atau kombinasinya. Saat ini, yang paling umum diaplikasikan adalah gaya sentrifugal dan gravitasi.


Ada 2 kelompok utama pompa:


1. Positive Displacement Pump, pada pompa jenis ini, volume tertentu zat cair terperangkap di dalam satu ruang yang berganti-ganti diisi melalui pemasuk dan dikosongkan pada tekanan yang lebih tinggi melalui pembuang. Ada 2 jenis positive displacement pump. Pada reciprocating pump ruang tersebut adalah silinder stasioner yang berisi piston atau plunger. Pada pompa putar ruangnya bergerak dari pemasuk sampai pembuang dan masuk lagi ke inlet. . Contoh reciprocating pump antara lain pompa piston, pompa plunger, dan pompa diafragma. Sedangkan jenis-jenis pompa
putar antara lain gear pump, lobe pump, screw pump, cam pump, dan vane pump.


2. Pompa Sentrifugal, pada jenis pompa ini energi mekanik zat cair ditingkatkan dengan aksi sentrifugal. Pompa ini paling banyak digunakan dipabrik.